Lewat DELUTION Talks, Publik Diajak Menggunakan Jasa Arsitek untuk Desain Rumah

Beberapa tahun terakhir, menggunakan jasa arsitek untuk mendesain rumah sudah mulai menjadi hal yang lumrah, paling tidak di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Namun begitu, sebagian besar masyarakat Indonesia tampaknya masih memiliki pandangan bahwa menggunakan jasa arsitek untuk mendesain rumah akan menghabiskan biaya yang lebih besar dibanding melakukannya sendiri. Apalagi dengan semakin meningkatnya harga properti dari tahun ke tahun yang tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan, pilihan yang paling ekonomis untuk memiliki hunian adalah membeli rumah siap huni dengan desain yang umumnya seragam.

Lewat acara DELUTION Talks, 25 Agustus 2019 lalu di JCC Senayan, biro arsitektur DELUTION berusaha mengubah pandangan tersebut melalui tiga segmen diskusi terkait jasa arsitek untuk desain rumah. Dua segmen pertama yang diisi oleh pendiri sekaligus principal DELUTION, Muhammad Egha dan Hezby Ryandi, membahas tentang bagaimana biro tersebut telah mendesain lebih dari 50 rumah dengan karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda. Pesan yang coba disampaikan dalam kedua segmen ini adalah bahwa biaya jasa arsitek dapat disesuaikan dengan budget klien sehingga desain rumah dapat berfungsi sesuai kebutuhan, karakter, dan bahkan menjadi hunian yang diimpikan. 

Menariknya, segmen ketiga DELUTION Talks mengundang beberapa klien DELUTION sebagai narasumber. Pada segmen ini, klien dan arsitek membagikan pengalaman saat proses desain berlangsung. Klien yang beberapa di antaranya merupakan figur publik juga menceritakan bagaimana DELUTION memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka terhadap rumah yang didesain.

DELUTION Talks yang dihadiri oleh sekitar 250 peserta diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk mendorong masyarakat agar tidak ragu menggunakan jasa arsitek untuk mendesain rumah. Dengan menggunakan jasa arsitek, rumah yang didesain paling tidak bisa memenuhi kebutuhan penghuninya dengan penyesuaian terhadap karakter dan budget yang dimiliki.