id
Select Country
Search Icon
close icon
ARCHIFYNOW > TIPS & IDEAS > Mengenal Karakteristik Dinding Rumah Tahan Gempa dan Pilihan Materialnya

Mengenal Karakteristik Dinding Rumah Tahan Gempa dan Pilihan Materialnya

BY
fb icon
wa icon
email icon

©Andyrahman Architect

Membangun rumah di wilayah dengan tingkat aktivitas vulkanik dan tektonik yang sangat aktif seperti Indonesia memerlukan pertimbangan yang cermat. Struktur dan material rumah harus diperhitungkan secara hati-hati sehingga dapat memenuhi spesifikasi tahan gempa, termasuk salah satunya material dinding rumah tahan gempa.

Ada berbagai material dan struktur untuk dinding rumah tahan gempa. Berikut kami sajikan ulasan mengenai karakteristik dinding rumah tahan gempa dan pilihan materialnya.

Dampak gempa pada bangunan rumah

Dinding sebagai bagian dari sistem konstruksi rumah dibangun untuk menahan gaya vertikal yang ditimbulkan oleh beban struktur dan gravitasi. Saat gempa terjadi, gaya yang mengenai dinding bukan hanya gaya vertikal, tetapi gaya dari berbagai arah. Gaya akibat gempa ini muncul dalam interval pendek namun kuat. Perbedaan arah gerakan antara bagian atas dan bagian bawah struktur rumah akan membuat dinding, lantai, kolom, dan tiap struktur mengalami tekanan yang kuat. Akibatnya, jika struktur dan konstruksi tidak tangguh, rumah bisa roboh.

Karakteristik dinding rumah tahan gempa

Rumah dapat tetap berdiri meskipun terkena gempa jika dibangun dengan layak. Agar dapat menahan gempa, dinding rumah harus memiliki beberapa karakter kunci yang membuatnya tahan terhadap goncangan gempa.

Mampu menahan gaya lateral (gaya beban yang arahnya horizontal)

Setidaknya ada 3 tipe konstruksi dinding yang dapat menahan gaya lateral, yaitu dinding diafragma dan dinding shear (shear wall). Dinding diafragma biasanya digunakan sebagai dinding rumah tahan gempa untuk bangunan yang memiliki basemen (lantai bawah tanah). Dinding shear umum digunakan untuk dinding apartemen sebagai dinding penahan beban (bearing wall) yang akan menyebarkan beban dari atap ke fondasi.

Ada pula rangka dinding (frame wall) yang banyak digunakan sebagai dinding rumah tahan gempa, khususnya rumah bertingkat atau gedung lainnya. Ada pula dinding tipe cross-bracing (penyangga silang) yang efektif untuk menyalurkan kembali energi lateral gempa ke tanah. Dinding rumah tahan gempa ini berwujud paduan struktur penyangga yang disusun secara diagonal (cross).

Menggunakan material bangunan yang berkualitas

Material bangunan yang sesuai dan berkualitas dapat menentukan kekuatan dan ketahanan pada dinding rumah tahan gempa. Rumah modern umumnya menggunakan struktur logam, beton bertulang, kayu, hingga dinding hasil cetak 3 dimensi. Sebagai contoh, dinding rumah tahan gempa yang terbuat dari campuran material beton memiliki perbandingan 1 bagian semen:2 bagian pasir:3 bagian kerikil:0,5 bagian air agar optimal menahan beban gempa.

Dinding memiliki sifat ulet (ductile)

Struktur dinding rumah tahan gempa harus memiliki karakter ulet atau liat agar memungkinkan dinding menjadi lentur saat digoyang gempa secara horizontal ataupun vertikal. Selain itu, struktur fondasi yang fleksibel juga diperlukan untuk mendukung konstruksi dinding rumah tahan gempa agar bisa menyalurkan energi gempa secara lebih efektif.

Struktur bangunan juga perlu memiliki kekakuan (stiffness) lateral yang sama untuk tiap bagian denah atau floorplan sehingga energi gempa dapat dilemahkan secara merata. Terakhir, untuk menciptakan dinding rumah tahan gempa, tiap struktur rumah juga harus tersambung ke tanah (grounding) secara tepat melalui fondasinya.

dinding tahan gempa ductile

©Aaksen Responsible Aarchitecture

Material yang sering digunakan sebagai dinding rumah tahan gempa

Material yang banyak digunakan untuk dinding rumah tahan gempa adalah kayu, bambu, batu bata, dan batako.

Papan kayu sudah lama digunakan di Indonesia sebagai material dinding rumah tahan gempa. Ada berbagai jenis kayu berkualitas yang bisa digunakan sebagai bahan dinding, misalnya sonokeling, merbau, jati, atau ulin. Bambu ori, apus, legi, atau wulung juga umum digunakan sebagai material dinding rumah tahan gempa. Bahan ini dapat dipilih dalam bentuk lembaran anyaman atau bentuk lainnya sesuai selera.

Artikel Lainnya: 5 Tren Material untuk Desain Dinding Rumah Modern

Batu bata yang memenuhi syarat sebagai material dinding rumah tahan gempa adalah tidak mudah patah, ukuran seragam, tidak retak, serta memiliki tepian lurus dan tajam. Batu bata direkatkan dengan mortar yang dibuat dari bahan 1 bagian semen:4 bagian pasir bersih ditambah air secukupnya. Luas maksimum dinding 9 m2, jarak antarbata 1,5 cm, dan jarak maksimum antarkolom 3 meter. Untuk menambah kekuatan dinding, lapisi dinding batu bata dengan plaster dan mortar ketebalan 2 cm.

Batako juga bisa digunakan sebagai bahan dinding rumah tahan gempa. Syaratnya, batako memiliki kekuatan tekan minimum 15 kg/cm2, dipasang dalam keadaan bersih dan jenuh air, serta model pemasangannya seperti saat memasang batu bata untuk dinding. Saat ini, ada pula bata ringan yang bisa dipasang sebagai dinding rumah tahan gempa.

Untuk interior rumah, dinding gypsum (drywall) dapat dimanfaatkan sebagai material dinding rumah tahan gempa pengganti batu bata atau batako. Dinding gypsum bersifat ringan dengan bobot 1/10 dari bobot batu bata, tetapi lebih kuat dan fleksibel terhadap gerakan lateral gempa. Pemasangannya juga lebih cepat dan mudah, Anda hanya perlu menentukan kebutuhan frame dinding gypsum rumah tahan gempa dan memotongnya sesuai ukuran yang diperlukan.

daftar jenis material dinding tahan gempa

©Realrich Architecture Workshop - RAW Architecture

Artikel lainnya: Empat Hal Penting Rumah Tahan Gempa

Semoga informasi mengenai dinding rumah tahan gempa ini dapat bermanfaat untuk proyek Anda selanjutnya. Dapatkan berbagai material dan produk kebutuhan hunian lainnya, hanya di Archify!

fb icon
wa icon
email icon
Wahyu Untara
Contributor
Greetings from Yogyakarta, Indonesia! Wahyu is a writer and translator who started his career since 2000s as a freelance writer for local and national publisher. His strong interest to the beauty of architecture motivates him to write for ArchifyNow since 2019.
More from archifynow
close icon