id
Select Country
Search Icon
close icon
ARCHIFYNOW > PROJECT > RUCKERPARK The Future of Indonesian Coffee Space

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space

BY
fb icon
wa icon
email icon


Arsitek
:Aaksen Studio
Lokasi Proyek
:Bandung
Luas Bangunan
:260 m²
Tahun Terbangun
:2016
Fotografer
:Ernest Theofilus



Deskripsi oleh Aaksen Studio


Budaya kopi telah mendukung adanya aktivitas sosial berabad-abad lamanya, dan saat ini, kedai kopi semakin marak seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi di Indonesia. Kota Bandung, merupakan salah satu rumah bagi industri kewirausahaan kreatif, dimana kebutuhan untuk berbagi ilmu dan berkolaborasi sangat didukung dari kegiatan sosial sehari-hari dari nongkrong hingga menjadi rekan bisnis, atau dari sekedar tugas kuliah hingga menjadi proyek.

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

Hal ini sudah lazim terdengar mengingat kedai kopi merupakan tempat ketiga atau “third place”, sebagai salah satu ruang publik di luar tempat tinggal sebagai “first place”, ataupun tempat bekerja sebagai “second place”. Kebiasaan baru di kedai kopi telah mendorong para kreatif dari beragam industri untuk bekerja secara sinergis, sehingga melahirkan inovasi lainnya untuk perkembangan ekonomi kreatif lokal.

Perkembangan budaya pop dunia saat ini sedang tren di Bandung, dimana kaum muda secara luas akrab dengan hype budaya Barat, dan salah satunya adalah street culture. Dalam proyek Ruckerpark ini, hobi klien dalam budaya basket dan streetwear telah membawa visi baru untuk memunculkan budaya global ke dalam topik diskusi masyarakat umum.

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

Artikel Lainnya: Rumah Navapark - Luxurious to The Finest Design

Sebuah lapangan Basket yang terkenal di New York, yakni Rucker Park, menjadi inspirasi utama yang menggerakkan proses desain untuk mengembangkan sisi kreatif para pemuda secara positif; dimana kultur ini telah memberi pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan keragaman budaya di Harlem, New York. Meski begitu, ketika budaya dunia ingin dibawa ke sebuah kota budaya dengan tradisi lokal yang kental, sebuah pertanyaan muncul untuk menanggapai disparitas budaya global-lokal. Bagaimana arsitektur akan menangani tempat ketiga  atau the “third place” untuk meningkatkan pemikiran global bagi pemuda, namun tetap menanamkan kearifan lokal dalam kehidupan dan berbudaya? 

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

Terletak di persimpangan Jalan Dr. Cipto, Dr. Rum, dan Dr. Gunawan, Ruckerpark Coffee & Culture berdiri diatas lahan rumah berbentuk trapesium tidak beraturan. Untuk menganggapi posisi lahan yang terletak di sebuah sudut jalan yang memiliki banyak bangunan lama, maka pengembangan gubahan massa dilakukan dengan prinsip untuk mempertahankan suasana lingkungan di sekitarnya; salah satunya dengan mempertahankan grid eksisting yang berbentuk diagonal, dengan memperpanjang massanya hingga ke arah jalan.

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

Artikel Lainnya: Dee Studio Gets - GeTs Architects

Terinspirasi dari budaya global di Harlem dan budaya jalanan, maka atmosfir yang ditampilkan merupakan hasil rekonstruksi dari fitur-fitur di jalanan. Suasana jalanan nan industrial disampaikan melalui kejujuran sifat material. Material utama yakni beton, batu bata, kayu, dan baja ditampilkan secara utuh, dengan beberapa sentuhan warna hitam matte yang berani.

Selanjutnya, kebiasaan lokal untuk aktivitas sosial didukung oleh pemrograman ruang dalam komposisi dinamis dengan banyak bukaan terhadap ruang terbuka. Massa kotak hitam di pintu masuk bertujuan untuk menarik perhatian pengguna dari arah jalanan, yang juga kehadirannya memberikan privasi ke halaman depan untuk kegiatan komunitas seperti subculture events dan sharing class. 

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space©Ernest Theofilus

Pencahayaan alami menjadi salah satu elemen utama di dalam ruang, dimana memungkinkan efisiensi energi di siang hari. Sementara itu, area luar ruang dititikberatkan oleh bahan-bahan alami dan bangku beton sebagai tribun untuk aktivitas sosial lainnya yang fleksible dan multifungsi. Fitur lainnya adalah coffee-to-go di area pintu masuk sebagai area ekspres untuk take-away yang terhubung dengan restoran sang Ibu disampingnya.

Lihat foto proyek selengkapnya:
www.archify.com/project/ruckerpark-coffee-culture

Lihat profil Aaksen Studio:
www.archify.com/aaksen-studio

RUCKERPARK: The Future of Indonesian Coffee Space

fb icon
wa icon
email icon
Archifynow
blog platform
ArchifyNow is an online design media that focuses on bringing quality updates of architecture and interior design in Indonesia and Asia Pacific. ArchifyNow curates worthwhile design stories that is expected to enrich the practice of design professionals while introducing applicable design tips and ideas to the public.
More from archifynow
close icon