id
Select Country
Search Icon
close icon
ARCHIFYNOW > TIPS & IDEAS > Mengenal Material Batako Semen Ukuran Kelebihan dan Kekurangannya

Mengenal Material Batako Semen: Ukuran, Kelebihan dan Kekurangannya

BY
fb icon
wa icon
email icon
©Shutterstock

Batako semen merupakan salah satu material bangunan yang kini hampir tidak pernah absen dalam proses pembangunan rumah atau gedung. Kemudahan dalam produksi dan ketersediaan bahan bakunya yang berlimpah membuat batako semen menjadi pilihan logis dan efisien untuk material bangunan rumah.

Berikut ini adalah berbagai fakta tentang batako semen, termasuk ukuran batako semen serta kelebihan dan kekurangannya.

Sekilas tentang batako

Batako adalah material bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran semen, agregat, dan air. Ada yang menyebutkan bahwa batako merupakan singkatan dari bata kosong karena bagian dalamnya bolong. Ada pula yang menyebutnya sebagai bata concrete karena dibuat dari beton (concrete). Terlepas dari singkatannya, batako adalah salah satu pilihan material yang praktis digunakan dalam membuat rumah atau gedung saat ini.

Batako merupakan salah satu inovasi era Revolusi Industri. Batako pertama diproduksi pada 1832 di Inggris, tetapi masih dalam industri rumahan. Namun, batako bolong tengah yang umum kita lihat saat ini baru muncul pada 1850 setelah dipatenkan oleh Joseph Gibbs dari Inggris.

Batako menjadi sangat populer setelah Harmon S. Palmer dari Amerika Serikat mematenkan mesin pembuat batako pada 1899. Di Indonesia, batako mulai digunakan sebagai material bangunan sejak awal tahun 1980-an.

Menurut bahan penyusunnya, ada jenis batako tras, batako beton, dan batako semen. Batako tras dibuat dari campuran tras, kapur tohor atau kapur aktif (kalsium oksida), dan air. Tras (pozzolan) adalah batuan lunak yang tercipta dari abu gunung berapi. Batako beton adalah salah satu varian batako semen. Dalam hal ini, batako beton menggunakan semen Portland sebagai campuran penguat pasir. Batako tipe ini juga dikenal sebagai bataton.

Mengenal Material Batako Semen: Ukuran, Kelebihan dan Kekurangannya

©Shutterstock

Mengenal batako semen

Batako semen dibuat dari perpaduan pasir dan semen. Perbandingan campuran standarnya adalah 12 bagian pasir dibanding 1 bagian semen. Meskipun begitu, perbandingan ini tidak sepenuhnya mengikat. Ada pula yang membuat batako semen dengan perbandingan 10:1, 8:1, ataupun 7:1. Perbandingan campuran ini tergantung pada kualitas bahannya, terutama kualitas pasirnya.

Campuran pasir-semen kemudian diaduk dengan air hingga siap dicetak. Cara gampang menandai campuran sudah siap dicetak adalah jika adukan sudah dapat dikepal.

Adukan tersebut kemudian dicetak dan dikeringkan sebelum digunakan. Ada batako yang dicetak dengan alat cetak atau pres manual, ada pula yang dicetak dengan mesin pres batako. Oleh karena itu, batako semen juga sering disebut batako pres.

Dari segi bentuk, batako semen ada yang berlubang tengahnya (hollow block), ada pula yang pejal (solid block). Batako solid memiliki penampang pejal lebih dari 75% penampang keseluruhannya. Sementara itu, batako berlubang memiliki luas penampang lubang lebih dari 25% dari luas penampang batanya.

Ada batako berlubang dua, ada pula yang memiliki tiga lubang. Lubang-lubang tersebut berfungsi mengikat mortar saat dipasang sebagai dinding. Lubang itu juga berfungsi sebagai isolator udara sehingga dapat menahan udara luar dan membuat udara dalam bangunan lebih stabil.

Batako semen memiliki empat tingkat mutu, yaitu tingkat mutu 1 hingga 4. Batako tingkat mutu 1 dapat digunakan untuk bangunan di luar yang tidak terlindungi atap. Batako mutu 2 untuk dinding luar. Batako mutu 3 untuk penyekat atau bagian interior. Batako mutu 4 mirip batako mutu 3, tetapi tidak untuk menyangga beban struktur bangunan.

Mengenal Material Batako Semen: Ukuran, Kelebihan dan Kekurangannya

©Shutterstock

Baca juga: 7 Inspirasi Bata Ekspose untuk Anda Agar Rumah Terasa Sejuk

Ukuran batako semen

Menurut SNI 03-0349-1989, ukuran batako semen standar adalah sebagai berikut:

Ukuran batako semen pejal adalah panjang × lebar × tebal sebesar 39×9 ×10 cm dengan toleransi + 3 mm dan -5 mm untuk panjangnya serta masing-masing ±2 mm untuk lebar dan tebalnya.

Batako berlubang terbagi dalam dua ukuran, yaitu ukuran batako semen kecil dan besar. Ukuran batako semen berlubang yang kecil adalah 39×19×10 cm dengan toleransi untuk panjang dan lebarnya +3 mm dan -5 mm, sedangkan tebalnya memiliki toleransi ±3 mm.

Ukuran batako semen berlubang yang besar adalah 39×19×20 cm dengan toleransi untuk panjang dan lebarnya +3 mm dan -5 mm, sedangkan tebalnya memiliki toleransi ±3 mm.

Mengenal Material Batako Semen: Ukuran, Kelebihan dan Kekurangannya

©Shutterstock

Kelebihan batako semen

Kelebihan batako semen yang pertama adalah materialnya yang mudah dibuat. Kedua, ukurannya besar dan standar. Dua faktor ini membuat waktu dan biaya pemasangannya lebih efisien, misalnya dibandingkan batu bata. Ketiga, tidak seperti batu bata, batako semen tak perlu direndam terlebih dahulu sebelum dipasang. Untuk luasan dinding yang sama, bobotnya pun lebih ringan daripada batu bata. Selain itu, batako juga mudah dipotong.

Kekurangan batako semen

Kelemahan batako semen terletak pada waktu pengeringannya yang lama. Kekuatan strukturnya pun berada di bawah batu bata. Batako semen juga rentan retak dan pecah, baik saat pengiriman ataupun saat pemasangan. Risiko retak rambut pada dinding juga muncul pada dinding batako. Selain itu, batako semen memiliki tingkat peredaman suara yang kurang.

Mengenal Material Batako Semen: Ukuran, Kelebihan dan Kekurangannya

©Shutterstock

Baca juga: Mengenal 7 Dinding Batu Alam untuk Hunian Minimalis Idaman

Itulah perkenalan singkat mengenai batako semen, kelebihan-kekurangan, hingga ukurannya. Temukan berbagai pengetahuan menarik seputar material bangunan lainnya hanya di Archify!

fb icon
wa icon
email icon
Wahyu Untara
Contributor
Greetings from Yogyakarta, Indonesia! Wahyu is a writer and translator who started his career since 2000s as a freelance writer for local and national publisher. His strong interest to the beauty of architecture motivates him to write for ArchifyNow since 2019.
More from archifynow
close icon