Lima Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Dalam Mendesain Auditorium yang Baik

©Stramm / Auditorium Green Office Park 9, Sinarmas Land

Menonton langsung pertunjukan musik, drama, atau layar lebar sering kali tidak dapat tergantikan dengan menonton lewat televisi di rumah. Suasana di sebuah teater atau auditorium yang baik, biasanya dapat memberi rasa kedekatan atau keterlibatan penonton yang lebih tinggi. Hal ini tentu diperlukan pula dalam kegiatan-kegiatan formal seperti seminar, wisuda kelulusan, dan kegiatan lainnya. Meski saat pandemi seperti ini auditorium adalah salah satu venue yang sebaiknya dihindari, tidak dapat dipungkiri, suasana berkumpul dan menonton bersama menjadi salah satu hal yang ingin segera kembali dilakukan banyak orang.

Tidak semua auditorium dirancang setara bagusnya. Bila kita pernah mengunjungi auditorium yang baik, sebenarnya ada elemen dan unsur dalam auditorium tersebut yang mendukung pengalaman tersebut. Bagi yang akan berkesempatan mendesain auditorium baik yang berukuran kecil maupun besar, hal-hal berikut bisa menjadi pertimbangan untuk menghasilkan auditorium yang baik.

Akustik ruangan

©Shutterstock

Pengalaman pengunjung yang baik saat mengunjungi auditorium sangat ditentukan oleh audio visual yang mereka rasakan. Meski kedua hal tersebut penting, urusan audio dan akustik ruangan wajib mendapat perhatian khusus karena menghasilkan ruangan dengan akustik yang baik adalah sebuah tantangan tersendiri. Beberapa hal yang perlu dihindari tentu adalah ruangan yang bergema dan ruangan yang tidak kedap suara. Desain akustik yang dipengaruhi oleh bentuk, material, dan finishing ruangan perlu dipikirkan sedemikian rupa sehingga ruangan berfungsi dengan baik dan terlihat estetik. Bila perlu, melibatkan ahli akustik ruangan akan sangat membantu proses desain auditorium yang baik.

Pencahayaan

©Shutterstock

Idealnya, auditorium seharusnya memiliki pencahayaan yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pertunjukan. Biasanya, auditorium selalu hanya mengandalkan pencahayaan buatan tanpa bukaan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam ruangan. Maka itu, penting untuk menentukan titik-titik lampu dan bahkan area pada plafon yang dapat dipasang pencahayaan tambahan untuk kegiatan tertentu.

Posisi stage

©Shutterstock

Dengan banyaknya jenis auditorium untuk menampung berbagai kegiatan, menentukan posisi stage tentu merupakan hal yang tidak kalah penting. Untuk auditorium serba guna, posisi stage yang paling aman adalah berada di sisi paling depan ruangan. Pertimbangan selanjutnya adalah menentukan apakah stage merupakan bagian terendah auditorium, memiliki level yang lebih tinggi, atau berada di dalam frame yang biasa disebut stage jenis proscenium. Alternatif lain, untuk pertunjukan musik atau drama, dapat menggunakan stage jenis arena yang dikelilingi oleh penonton dari semua sisi.

Area penonton

©Shutterstock

Mendesain area penonton yang baik tentu harus memastikan bahwa setiap penonton dapat melihat pertunjukan atau acara di atas stage dengan jelas. Maka itu, area penonton auditorium selalu didesain bertingkat-tingkat sehingga penonton yang berada di posisi belakang tetap dapat dengan jelas melihat pertunjukan yang ada di depannya tanpa terhalang oleh penonton lain. Dengan banyaknya bentuk auditorium dan fungsinya, terdapat pula berbagai jenis layout area penonton: disusun tegak lurus antar baris, melengkung, dan melingkari panggung.

Kursi penonton

©Stramm / Universitas Indonesia

Sebagai elemen yang paling banyak mengisi sebuah auditorium, jenis kursi penonton sangat menentukan kenyamanan penonton saat mengunjungi sebuah auditorium. Terdapat berbagai bentuk kursi penonton yang bisa dipilih untuk disesuaikan dengan fungsinya. Sebagai contoh, Auditorium Universitas Indonesia yang berada di Depok menggunakan seri kursi Samba, Senator, dan sofa Kursal dari Stramm. Karena fungsinya yang sering dipakai untuk berbagai kuliah umum dan seminar, kursi yang ergonomis, dengan warna yang hangat tentu dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung saat berada di dalam auditorium.