Konsep desain yang diterapkan pada proyek ini datang dari ide bagaimana menciptakan sebuah karya arsitektur yang responsif. Hal ini tidak hanya berdampak terhadap tapak dan lingkungan sekitar, tetapi juga mampu mengangkat nilai sejarah, budaya, dan kerajinan lokal, serta mengolahnya ke dalam bentuk yang lebih kontemporer. Penerapan nilai dan budaya lokal dalam arsitektur dipadukan dengan nilai arsitektur tropis demi memberikan identitas yang unik dalam bangunan ini.
Kota Batu dan Malang yang memiliki udara sejuk dan terkenal sebagai sebuah tempat peristirahatan sejak jaman penjajahan dahulu menyebabkan sering ditemukannya rumah-rumah art deco Belanda (Dutch Indies) di kawasan ini. Ciri khas inilah yang kemudian diangkat sebagai tema dari desain arsitektur Amarta Hills Hotel and Resort ini. Atelier Cosmas Gozali berharap melalui pendekatan ini maka memori masa lalu tersebut dapat dikembalikan, apalagi dengan dihadirkannya material dan budaya lokal yang membuat hotel ini memiliki nilai tambah dalam menerapkan standar internasional dengan pengolahan yang modern.
Implementasinya dalam detail desain, antara lain melalui hadirnya batik singkong yang merupakan batik tradisional asal kota Batu pada elemen-elemen interior hotel. Selain itu, hadirnya cobek yang merupakan kerajinan paling terkenal di wilayah Malang, diolah secara modern dan juga dijadikan elemen interior pada area resepsionis. Partisi dengan susunan cobek inilah yang menjadi focal point untuk menyambut wisatawan lokal maupun asing saat pertama menginjakkan kaki mereka di lobi Amarta Hills Hotel and Resort ini.
Konsep desain yang diterapkan pada proyek ini datang dari ide bagaimana menciptakan sebuah karya arsitektur yang responsif. Hal ini tidak hanya berdampak terhadap tapak dan lingkungan sekitar, tetapi juga mampu mengangkat nilai sejarah, budaya, dan kerajinan lokal, serta mengolahnya ke dalam bentuk yang lebih kontemporer. Penerapan nilai dan budaya lokal dalam arsitektur dipadukan dengan nilai arsitektur tropis demi memberikan identitas yang unik dalam bangunan ini.
Kota Batu dan Malang yang memiliki udara sejuk dan terkenal sebagai sebuah tempat peristirahatan sejak jaman penjajahan dahulu menyebabkan sering ditemukannya rumah-rumah art deco Belanda (Dutch Indies) di kawasan ini. Ciri khas inilah yang kemudian diangkat sebagai tema dari desain arsitektur Amarta Hills Hotel and Resort ini. Atelier Cosmas Gozali berharap melalui pendekatan ini maka memori masa lalu tersebut dapat dikembalikan, apalagi dengan dihadirkannya material dan budaya lokal yang membuat hotel ini memiliki nilai tambah dalam menerapkan standar internasional dengan pengolahan yang modern.
Implementasinya dalam detail desain, antara lain melalui hadirnya batik singkong yang merupakan batik tradisional asal kota Batu pada elemen-elemen interior hotel. Selain itu, hadirnya cobek yang merupakan kerajinan paling terkenal di wilayah Malang, diolah secara modern dan juga dijadikan elemen interior pada area resepsionis. Partisi dengan susunan cobek inilah yang menjadi focal point untuk menyambut wisatawan lokal maupun asing saat pertama menginjakkan kaki mereka di lobi Amarta Hills Hotel and Resort ini.
Konsep desain yang diterapkan pada proyek ini datang dari ide bagaimana menciptakan sebuah karya arsitektur yang responsif. Hal ini tidak hanya berdampak terhadap tapak dan lingkungan sekitar, tetapi juga mampu mengangkat nilai sejarah, budaya, dan kerajinan lokal, serta mengolahnya ke dalam bentuk yang lebih kontemporer. Penerapan nilai dan budaya lokal dalam arsitektur dipadukan dengan nilai arsitektur tropis demi memberikan identitas yang unik dalam bangunan ini.
Kota Batu dan Malang yang memiliki udara sejuk dan terkenal sebagai sebuah tempat peristirahatan sejak jaman penjajahan dahulu menyebabkan sering ditemukannya rumah-rumah art deco Belanda (Dutch Indies) di kawasan ini. Ciri khas inilah yang kemudian diangkat sebagai tema dari desain arsitektur Amarta Hills Hotel and Resort ini. Atelier Cosmas Gozali berharap melalui pendekatan ini maka memori masa lalu tersebut dapat dikembalikan, apalagi dengan dihadirkannya material dan budaya lokal yang membuat hotel ini memiliki nilai tambah dalam menerapkan standar internasional dengan pengolahan yang modern.
Implementasinya dalam detail desain, antara lain melalui hadirnya batik singkong yang merupakan batik tradisional asal kota Batu pada elemen-elemen interior hotel. Selain itu, hadirnya cobek yang merupakan kerajinan paling terkenal di wilayah Malang, diolah secara modern dan juga dijadikan elemen interior pada area resepsionis. Partisi dengan susunan cobek inilah yang menjadi focal point untuk menyambut wisatawan lokal maupun asing saat pertama menginjakkan kaki mereka di lobi Amarta Hills Hotel and Resort ini.