Lokasi dari proyek ini tidak jauh dari Studio kami. Meskipun demikian ternyata Pak Yogi sebagai pemilik mengetahui tentang BPA dari internet. Setelah menghubungi kami, dan mengetahui lokasi studio kami dekat dengan lokasi rumah beliau, baru beliau datang ke studio kami.
Pak Yogi mempunyai sebuah rumah di kompleks perumahan di Asana Mutiara 3, lokasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Bangunan eksisting merupakan bangunan asli perumahan ini. Ukuran lahan adalah 7,8 x 9,25 meter persegi. Bangunan terdiri dari dua kamar, satu kamar mandi, dapur kecil, dan ruang keluarga. Luas bangunan eksisting lebih kurang 40m2. Pak Yogi beserta istri menginginkan penambahan ruangan berupa kamar tidur. Karena lahan terbatas, penambahan tidak memungkinkan berada di lantai satu, maka kami menyarankan bangunan dibuat menjadi dua lantai, dan alhamdulillah beliau berdua setuju. Berikut denah eksisting dari rumah Bapak Yogi.
umah ini berada pada ujung kompleks yang berbatasan dengan pos satpam pada bagian utara dan rumah tetangga pada bagian selatan. Karena berada paling luar, bangunan ini sangat terlihat dari jalan raya. Lahan tetangga bagian barat adalah sawah, sehingga bangunan ini sangat terlihat dari arah barat.
Pengembangan awal dari rumah ini bertitik tolak pada kebutuhan ruang dan budget yang sudah ditentukan di awal. Sehingga pengembangannya pun harus mengacu pada hal tersebut. Kami membuat denah layout bangunan dan fasad yang menurut kami cukup efisien baik secara fungsional maupun biaya. Pada lantai satu, kami tidak banyak merubah denah bangunan dengan asumsi bahwa sebagian besar dinding masih bisa dipakai. Jika dinding masih bisa dipakai, pondasi menerus juga masih bisa dipakai.
Untuk perubahan lantai satu hanya sebatas perubahan tata letak ruang, tanpa banyak merubah bangunan eksisting. Beberapa perubahan yang kami lakukan diantaranya :
1. Perubahan fungsi salah satu ruang tidur menjadi ruang keluarga.
2. Penggeseran dinding pintu utama sehingga ruang tamu menjadi lebih luas.
3. Area dapur menjadi area dalam
Untuk lantai dua, kami hanya membuat dua kamar tidur dan ruang bersama. Dengan space sisa, kami membuat void kecil disamping ruang bersama di lantai dua sehingga udara bisa mengalir antar lantai. Pada bagian atas void tersebut kami gunakan atap transparan sehingga tidak hanya udara saja yang mengalir, namun cahaya dari atap dapat masuk ke lantai dua dan menerobos sampai ke lantai bawah. Untuk menghemat biaya, bagian ruang bersama di lantai dua kami buat dengan atap miring ke samping, dengan batas ketinggian manusia normal pada salah satu ujung sehingga mengurangi biaya pembuatan dinding, sekaligus membuat bukaan atap transparan lebih rendah.
Yang cukup menarik bagi kami adalah penempatan tangga. Karena tangga memakan cukup tempat, maka tangga ini kami buat menerobos kearah luar bangunan, meskipun kami tutup dengan dinding bata ringan. Adanya sawah pada bagian belakang rumah berpotensi besar masuknya angin dari arah barat. Ini kami respon dengan lubang ventilasi pada dinding pelingkup tangga tersebut sebagai jalan keluar masuk udara pada bagian fasad depan, dan bukaan jendela pada bagian belakang.
Sebagai respon untuk penghematan biaya, selain kami terapkan pada perencanaan struktur dan bentuk fasad, juga kami terapkan pada pemilihan material yang dipakai. Beberapa dinding kami biarkan sebagai dinding bata ekspose, ada juga yang kami desain sebagai dinding aci tanpa cat. Beberapa material lama juga kami usahakan untuk dapat digunakan kembali, seperti genteng, kusen dan daun pintu plus jendela.
Dan pada saat ini, rumah ini sedang dalam masa pembangunan. Alhamdulillah kebetulan tim kontraktor kami juga dipercaya sebagai pelaksana pembangunan
Lokasi dari proyek ini tidak jauh dari Studio kami. Meskipun demikian ternyata Pak Yogi sebagai pemilik mengetahui tentang BPA dari internet. Setelah menghubungi kami, dan mengetahui lokasi studio kami dekat dengan lokasi rumah beliau, baru beliau datang ke studio kami.
Pak Yogi mempunyai sebuah rumah di kompleks perumahan di Asana Mutiara 3, lokasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Bangunan eksisting merupakan bangunan asli perumahan ini. Ukuran lahan adalah 7,8 x 9,25 meter persegi. Bangunan terdiri dari dua kamar, satu kamar mandi, dapur kecil, dan ruang keluarga. Luas bangunan eksisting lebih kurang 40m2. Pak Yogi beserta istri menginginkan penambahan ruangan berupa kamar tidur. Karena lahan terbatas, penambahan tidak memungkinkan berada di lantai satu, maka kami menyarankan bangunan dibuat menjadi dua lantai, dan alhamdulillah beliau berdua setuju. Berikut denah eksisting dari rumah Bapak Yogi.
umah ini berada pada ujung kompleks yang berbatasan dengan pos satpam pada bagian utara dan rumah tetangga pada bagian selatan. Karena berada paling luar, bangunan ini sangat terlihat dari jalan raya. Lahan tetangga bagian barat adalah sawah, sehingga bangunan ini sangat terlihat dari arah barat.
Pengembangan awal dari rumah ini bertitik tolak pada kebutuhan ruang dan budget yang sudah ditentukan di awal. Sehingga pengembangannya pun harus mengacu pada hal tersebut. Kami membuat denah layout bangunan dan fasad yang menurut kami cukup efisien baik secara fungsional maupun biaya. Pada lantai satu, kami tidak banyak merubah denah bangunan dengan asumsi bahwa sebagian besar dinding masih bisa dipakai. Jika dinding masih bisa dipakai, pondasi menerus juga masih bisa dipakai.
Untuk perubahan lantai satu hanya sebatas perubahan tata letak ruang, tanpa banyak merubah bangunan eksisting. Beberapa perubahan yang kami lakukan diantaranya :
1. Perubahan fungsi salah satu ruang tidur menjadi ruang keluarga.
2. Penggeseran dinding pintu utama sehingga ruang tamu menjadi lebih luas.
3. Area dapur menjadi area dalam
Untuk lantai dua, kami hanya membuat dua kamar tidur dan ruang bersama. Dengan space sisa, kami membuat void kecil disamping ruang bersama di lantai dua sehingga udara bisa mengalir antar lantai. Pada bagian atas void tersebut kami gunakan atap transparan sehingga tidak hanya udara saja yang mengalir, namun cahaya dari atap dapat masuk ke lantai dua dan menerobos sampai ke lantai bawah. Untuk menghemat biaya, bagian ruang bersama di lantai dua kami buat dengan atap miring ke samping, dengan batas ketinggian manusia normal pada salah satu ujung sehingga mengurangi biaya pembuatan dinding, sekaligus membuat bukaan atap transparan lebih rendah.
Yang cukup menarik bagi kami adalah penempatan tangga. Karena tangga memakan cukup tempat, maka tangga ini kami buat menerobos kearah luar bangunan, meskipun kami tutup dengan dinding bata ringan. Adanya sawah pada bagian belakang rumah berpotensi besar masuknya angin dari arah barat. Ini kami respon dengan lubang ventilasi pada dinding pelingkup tangga tersebut sebagai jalan keluar masuk udara pada bagian fasad depan, dan bukaan jendela pada bagian belakang.
Sebagai respon untuk penghematan biaya, selain kami terapkan pada perencanaan struktur dan bentuk fasad, juga kami terapkan pada pemilihan material yang dipakai. Beberapa dinding kami biarkan sebagai dinding bata ekspose, ada juga yang kami desain sebagai dinding aci tanpa cat. Beberapa material lama juga kami usahakan untuk dapat digunakan kembali, seperti genteng, kusen dan daun pintu plus jendela.
Dan pada saat ini, rumah ini sedang dalam masa pembangunan. Alhamdulillah kebetulan tim kontraktor kami juga dipercaya sebagai pelaksana pembangunan
Lokasi dari proyek ini tidak jauh dari Studio kami. Meskipun demikian ternyata Pak Yogi sebagai pemilik mengetahui tentang BPA dari internet. Setelah menghubungi kami, dan mengetahui lokasi studio kami dekat dengan lokasi rumah beliau, baru beliau datang ke studio kami.
Pak Yogi mempunyai sebuah rumah di kompleks perumahan di Asana Mutiara 3, lokasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Bangunan eksisting merupakan bangunan asli perumahan ini. Ukuran lahan adalah 7,8 x 9,25 meter persegi. Bangunan terdiri dari dua kamar, satu kamar mandi, dapur kecil, dan ruang keluarga. Luas bangunan eksisting lebih kurang 40m2. Pak Yogi beserta istri menginginkan penambahan ruangan berupa kamar tidur. Karena lahan terbatas, penambahan tidak memungkinkan berada di lantai satu, maka kami menyarankan bangunan dibuat menjadi dua lantai, dan alhamdulillah beliau berdua setuju. Berikut denah eksisting dari rumah Bapak Yogi.
umah ini berada pada ujung kompleks yang berbatasan dengan pos satpam pada bagian utara dan rumah tetangga pada bagian selatan. Karena berada paling luar, bangunan ini sangat terlihat dari jalan raya. Lahan tetangga bagian barat adalah sawah, sehingga bangunan ini sangat terlihat dari arah barat.
Pengembangan awal dari rumah ini bertitik tolak pada kebutuhan ruang dan budget yang sudah ditentukan di awal. Sehingga pengembangannya pun harus mengacu pada hal tersebut. Kami membuat denah layout bangunan dan fasad yang menurut kami cukup efisien baik secara fungsional maupun biaya. Pada lantai satu, kami tidak banyak merubah denah bangunan dengan asumsi bahwa sebagian besar dinding masih bisa dipakai. Jika dinding masih bisa dipakai, pondasi menerus juga masih bisa dipakai.
Untuk perubahan lantai satu hanya sebatas perubahan tata letak ruang, tanpa banyak merubah bangunan eksisting. Beberapa perubahan yang kami lakukan diantaranya :
1. Perubahan fungsi salah satu ruang tidur menjadi ruang keluarga.
2. Penggeseran dinding pintu utama sehingga ruang tamu menjadi lebih luas.
3. Area dapur menjadi area dalam
Untuk lantai dua, kami hanya membuat dua kamar tidur dan ruang bersama. Dengan space sisa, kami membuat void kecil disamping ruang bersama di lantai dua sehingga udara bisa mengalir antar lantai. Pada bagian atas void tersebut kami gunakan atap transparan sehingga tidak hanya udara saja yang mengalir, namun cahaya dari atap dapat masuk ke lantai dua dan menerobos sampai ke lantai bawah. Untuk menghemat biaya, bagian ruang bersama di lantai dua kami buat dengan atap miring ke samping, dengan batas ketinggian manusia normal pada salah satu ujung sehingga mengurangi biaya pembuatan dinding, sekaligus membuat bukaan atap transparan lebih rendah.
Yang cukup menarik bagi kami adalah penempatan tangga. Karena tangga memakan cukup tempat, maka tangga ini kami buat menerobos kearah luar bangunan, meskipun kami tutup dengan dinding bata ringan. Adanya sawah pada bagian belakang rumah berpotensi besar masuknya angin dari arah barat. Ini kami respon dengan lubang ventilasi pada dinding pelingkup tangga tersebut sebagai jalan keluar masuk udara pada bagian fasad depan, dan bukaan jendela pada bagian belakang.
Sebagai respon untuk penghematan biaya, selain kami terapkan pada perencanaan struktur dan bentuk fasad, juga kami terapkan pada pemilihan material yang dipakai. Beberapa dinding kami biarkan sebagai dinding bata ekspose, ada juga yang kami desain sebagai dinding aci tanpa cat. Beberapa material lama juga kami usahakan untuk dapat digunakan kembali, seperti genteng, kusen dan daun pintu plus jendela.
Dan pada saat ini, rumah ini sedang dalam masa pembangunan. Alhamdulillah kebetulan tim kontraktor kami juga dipercaya sebagai pelaksana pembangunan