Rumah tiga setengah meter ini merupakan perpanjangan dari proyek rumah kebun. Kebetulan klien memiliki lahan sempit yang dihimpit 2 akses, dari dalam rumah kebun, dan dari Jalan Maleer. Bangunan ini diperuntukan bagi pasangan suami istri dan satu anak kecil, kebutuhan ruang nya tidak banyak, yang penting bisa memenuhi kebutuhan utama seperti tidur, makan dan berkumpul. Karena sebenarnya area lainnya sudah dipenuhi dari rumah kebun belakang.
Lahan kecil bukan berarti tidak bisa menciptakan hunian yang nyaman, terbukti dari proyek rumah ini, dengan lebar bangunan hanya 3,5m, bisa tercapai fungsi ruang utama yang nyaman. Tantangan utama pada lahan kecil adalah masalah pencahayaan dan sirkulasi udara, karena kita terbatas hanya bisa mengandalkan 2 sisi bangunan, yang mana juga tidak terlalu besar, hal ini kita atasi dengan membuat ‘skylight’ dari void tangga, sehingga menambah pencahaayaan ke dalam ruangan, yang berpengaruh juga agar bangunan terasa lebih luas.
Pemilihan warna putih pada luar dan dalam bangunan bukan tanpa maksud, selain agar terlihat ‘clean’, warna putih dapat memantulkan cahaya, sehingga ruangan dalam bisa terlihat lebih terang tanpa perlu bantuan pencahayaan buatan pada siang hari.
Selain itu, solusi untuk keterbatasan ruang dan sirkulasi, pintu pivot bisa menjadi pilihan, pintu pivot adalah pintu tanpa kusen, dengan engsel putar pada bagian atas dan bawah, kelebihan pintu ini adalah bisa menghemat besar bukaan pintu, dan bisa dibuka ke dua sisi, memungkinkan fleksibilitas akses dan penempatan furniture.
Desain dapur juga dibuat ‘light’, agar tidak menambah kesan sempit, dan desain dapur melayang seperti ini menghindarkan penghuni dari lapuknya lemari-lemari bagian bawah seiring waktu. Meja makan juga kita custom dengan meja yang sudah dimiliki oleh klien, dan dibuat fleksibel bisa dipanjang & dipendekkan.
Untuk rumah kebun sendiri, konsep utamanya adalah ruang berkumpul keluarga. Pemilik utama merupakan ayah dan ibu dari 2 anak perempuan, masing-masing dibuatkan rumah yang terkoneksi dengan taman tengah, yaitu rumah tiga setengah meter dan rumah yang tergabung dalam satu area rumah kebun.
Memiliki area taman yang besar, fungsi utama untuk cucu-cucu main sepeda dan lari-lari, dan menyalurkan hobi ibu dan bapaknya berkebun dan bercocok taman. Ada area duduk dan dapur semi tebuka, agar dapat menikmati langsung area taman dan sekitarnya. Banyak nya tanaman membuat bangunan ini terasa asri, meskipun berada di tengah kota yang panas.
Rumah tiga setengah meter ini merupakan perpanjangan dari proyek rumah kebun. Kebetulan klien memiliki lahan sempit yang dihimpit 2 akses, dari dalam rumah kebun, dan dari Jalan Maleer. Bangunan ini diperuntukan bagi pasangan suami istri dan satu anak kecil, kebutuhan ruang nya tidak banyak, yang penting bisa memenuhi kebutuhan utama seperti tidur, makan dan berkumpul. Karena sebenarnya area lainnya sudah dipenuhi dari rumah kebun belakang.
Lahan kecil bukan berarti tidak bisa menciptakan hunian yang nyaman, terbukti dari proyek rumah ini, dengan lebar bangunan hanya 3,5m, bisa tercapai fungsi ruang utama yang nyaman. Tantangan utama pada lahan kecil adalah masalah pencahayaan dan sirkulasi udara, karena kita terbatas hanya bisa mengandalkan 2 sisi bangunan, yang mana juga tidak terlalu besar, hal ini kita atasi dengan membuat ‘skylight’ dari void tangga, sehingga menambah pencahaayaan ke dalam ruangan, yang berpengaruh juga agar bangunan terasa lebih luas.
Pemilihan warna putih pada luar dan dalam bangunan bukan tanpa maksud, selain agar terlihat ‘clean’, warna putih dapat memantulkan cahaya, sehingga ruangan dalam bisa terlihat lebih terang tanpa perlu bantuan pencahayaan buatan pada siang hari.
Selain itu, solusi untuk keterbatasan ruang dan sirkulasi, pintu pivot bisa menjadi pilihan, pintu pivot adalah pintu tanpa kusen, dengan engsel putar pada bagian atas dan bawah, kelebihan pintu ini adalah bisa menghemat besar bukaan pintu, dan bisa dibuka ke dua sisi, memungkinkan fleksibilitas akses dan penempatan furniture.
Desain dapur juga dibuat ‘light’, agar tidak menambah kesan sempit, dan desain dapur melayang seperti ini menghindarkan penghuni dari lapuknya lemari-lemari bagian bawah seiring waktu. Meja makan juga kita custom dengan meja yang sudah dimiliki oleh klien, dan dibuat fleksibel bisa dipanjang & dipendekkan.
Untuk rumah kebun sendiri, konsep utamanya adalah ruang berkumpul keluarga. Pemilik utama merupakan ayah dan ibu dari 2 anak perempuan, masing-masing dibuatkan rumah yang terkoneksi dengan taman tengah, yaitu rumah tiga setengah meter dan rumah yang tergabung dalam satu area rumah kebun.
Memiliki area taman yang besar, fungsi utama untuk cucu-cucu main sepeda dan lari-lari, dan menyalurkan hobi ibu dan bapaknya berkebun dan bercocok taman. Ada area duduk dan dapur semi tebuka, agar dapat menikmati langsung area taman dan sekitarnya. Banyak nya tanaman membuat bangunan ini terasa asri, meskipun berada di tengah kota yang panas.
Rumah tiga setengah meter ini merupakan perpanjangan dari proyek rumah kebun. Kebetulan klien memiliki lahan sempit yang dihimpit 2 akses, dari dalam rumah kebun, dan dari Jalan Maleer. Bangunan ini diperuntukan bagi pasangan suami istri dan satu anak kecil, kebutuhan ruang nya tidak banyak, yang penting bisa memenuhi kebutuhan utama seperti tidur, makan dan berkumpul. Karena sebenarnya area lainnya sudah dipenuhi dari rumah kebun belakang.
Lahan kecil bukan berarti tidak bisa menciptakan hunian yang nyaman, terbukti dari proyek rumah ini, dengan lebar bangunan hanya 3,5m, bisa tercapai fungsi ruang utama yang nyaman. Tantangan utama pada lahan kecil adalah masalah pencahayaan dan sirkulasi udara, karena kita terbatas hanya bisa mengandalkan 2 sisi bangunan, yang mana juga tidak terlalu besar, hal ini kita atasi dengan membuat ‘skylight’ dari void tangga, sehingga menambah pencahaayaan ke dalam ruangan, yang berpengaruh juga agar bangunan terasa lebih luas.
Pemilihan warna putih pada luar dan dalam bangunan bukan tanpa maksud, selain agar terlihat ‘clean’, warna putih dapat memantulkan cahaya, sehingga ruangan dalam bisa terlihat lebih terang tanpa perlu bantuan pencahayaan buatan pada siang hari.
Selain itu, solusi untuk keterbatasan ruang dan sirkulasi, pintu pivot bisa menjadi pilihan, pintu pivot adalah pintu tanpa kusen, dengan engsel putar pada bagian atas dan bawah, kelebihan pintu ini adalah bisa menghemat besar bukaan pintu, dan bisa dibuka ke dua sisi, memungkinkan fleksibilitas akses dan penempatan furniture.
Desain dapur juga dibuat ‘light’, agar tidak menambah kesan sempit, dan desain dapur melayang seperti ini menghindarkan penghuni dari lapuknya lemari-lemari bagian bawah seiring waktu. Meja makan juga kita custom dengan meja yang sudah dimiliki oleh klien, dan dibuat fleksibel bisa dipanjang & dipendekkan.
Untuk rumah kebun sendiri, konsep utamanya adalah ruang berkumpul keluarga. Pemilik utama merupakan ayah dan ibu dari 2 anak perempuan, masing-masing dibuatkan rumah yang terkoneksi dengan taman tengah, yaitu rumah tiga setengah meter dan rumah yang tergabung dalam satu area rumah kebun.
Memiliki area taman yang besar, fungsi utama untuk cucu-cucu main sepeda dan lari-lari, dan menyalurkan hobi ibu dan bapaknya berkebun dan bercocok taman. Ada area duduk dan dapur semi tebuka, agar dapat menikmati langsung area taman dan sekitarnya. Banyak nya tanaman membuat bangunan ini terasa asri, meskipun berada di tengah kota yang panas.